Translate

Tampilkan postingan dengan label Culture. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Culture. Tampilkan semua postingan
Membaca Warisan Rumi
Membaca Warisan Rumi
Mendengar nama Jalaluddin Rumi (1207-1273M/605-672 H) orang mungkin lantas teringat karya utamanya Matsnawi. Penyair sufi terbesar yang pernah lahir ke dunia itu memang sangat terkenal terutama karena  Matsnawi-nya, sebuah buku enam jilid yang berisi ajaran-ajaran spiritual sufi dan kisah kesufian.

 Buku yang terdiri dari 26.620 bait yang dikerjakan selama 10 tahun itu  juga berisi syair berkualitas tinggi  -- menjadikannya sebagai buku yang paling popular dalam bahasa Persia sepanjang masa. Larik-larik puisinya menyeberang ke seluruh panorama kehidupan, dari kesengsaraan dan pengabdian manusia, sampai keluasaan universal rencana tersembunyi Tuhan. Puisinya tampak tak terukur dan tak terbatas.
Matsnawi,  sajak naratif yang panjang itu telah  diterjemahkan ke dalam berbagai macam bahasa di Timur dan Barat, dan selama ratusan tahun telah mempesona dan menawan perasaan dan pikiran manusia di berbagai belahan dunia. 
 Matsnawi menandai klimaks persajakan mistik, dan termasuk dalam syair-syair abadi di dunia. Rumi tak diragukan lagi adalah penyair sufi yang paling ulung, yang dilahirkan di Persia, tulis Browne, ''sementara karya mistiknya, Matsnawi,  pantas mendapat tempat di antara puisi besar segala zaman.''
Hingga saat ini Rumi dicari oleh para saudagar dan raja, para penyembah yang taat dan pencari yang memberontak, cendekiawan terkenal dan petani biasa, pria dan wanita. Di makamnya, orang-orang Muslim, Kristen, Yahudi, Arab, Persia, Turki, dan Romawi menghormatinya. Begitu hebatnya pengaruh Rumi sampai abad komputer dan internet.
Selain Matsnawi yang begitu abadi, Rumi sebetulnya juga meninggalkan wasiat sebuah karyanya yang lain: sebuah manuskrip yang tidak begitu dikenal -- namun memiliki kekuatan luar biasa. Kumpulan pelajaran yang diberikan saat pertemuan dengan murid-muridnya. Buku berjudul Fihi Ma Fihi oleh Pro AJ Arberry diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul /Discourses of Rumi. Oleh penebit Risalah Gusti, buku tersebut diterjemahkan sesuai dengan judul Inilah Apa Yang Sesungguhnya.
 Buku ini merupakan rekaman diskusi-diskusi spiritual yang seringkali mengikuti alunan musik dan tarian, pendeklamasian puisi-puisi dan frase-frase suci untuk menghidupkan dan membawa pembahasan spiritual kepada berbagai varian manusia. Tidak hanya pada zamannya, tetapi juga amat relevan pada masa kini. Itu sebabnya, Fihi Ma Fihi merupakan warisan tercecer Rumi yang amat berharga termasuk bagi masyarat modern.
Seperti juga puisi-puisinya, tulisan-tulisan Rumi yang dihimpun dalam buku inipun memiliki vitalitas yang luar biasa. Saat memberi kata pengantar buku ini, Doug Marman (Omphaloskepsis, Ames, Iowa, Amerika Serikat), mengatakan ''Bagaimanapun juga, judul ini sarat dengan beragam makna, sebagaimana semua karya Rumi. 
Ini barangkali gagasan aneh,  bahwa seseorang dapat mengkomunikasikan banyak hal, pada banyak tingkatan, pada saat yang sama.'' Doug menyimpulkan, Fihi Ma Fihi menyediakan penjelasan-penjelasan dan kunci-kunci  untuk membuka makna Matsnawi. ''Dua karya ini ditulis saling berkaitan, dan mengandung banyak referensi dan cerita-cerita yang diteruskan dari yang satu ke yang lainnya.''
Salah satu hal yang menarik dari karya-karya Rumi adalah dia tidak pernah bersifat umum dalam diskusi-diskusinya. Rumi selalu berbicara untuk situasi-situasi yang spesifik. Dia membincangkan keimanan-keimanan khusus dan pertentangan-pertentangan dari orang-orang di sekelilingnya, dan dia adaalah seorang saksi dan pembicara bagi Sang Jalan karena Sang Jalan sedang mewujud pada zamannya. Dan, kata Doug, masih saja kata-katanya mengajari kita sekarang.
Buku yang berasal dari manuskrip ini berisi 71 wacana. Tiap-tiap wacana, seperti disebutkan di atas, bicara tentang hal yang khusus. Rumi menjadi saksi sekaligus pembicara -- yang darinya orang dapat mengambil hikmah amat besar untuk kehidupan.  Setiap wacana sarat pesan dan makna, yang seringkali disampaikan dalam bentuk ibarat atau tamsil. Lalu disambungkan dengan ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits Rasulullah saw.
Misalnya wacana 4 yang menyebutkan tentang tugas khusus manusia. Menurut Rumi, setiap orang memasuki dunia ini demi sebuah tugas khusus, dan itulah tujuan mereka. Jika mereka tidak melakukannya, maka mereka sesungguhnya tidak melakukan apa-apa.
''Segala sesuatu dibebani tugas. Langit mengirim hujan dan cahaya untuk hamparan padang agar bersemi dan tumbuh hidup. Bumi menerima benih dan melahirkan buah-buahan. Gunung-gunung menjaga tambang-tambang emas dan perak. Semua benda ini, langit dan bumi dan gunung bekerja, namun tidak melakukan satu hal itu: tugas khusus itu kita yang melakukan.''
Lalu, Rumi mengutip sebuah ayat Al Qur'an, ''Kami menawarkan kepercayaan kepada langit, bumi dan gunung-gunung, mereka menolak untuk melakukannya dan takut akan hal tersebut, tetapi manusia melaksanakannya. Sungguh mereka bodoh dan berlumur dosa.'' (hlm 17)
Rumi juga mengingatkan manusia agar jangan pernah melupakan tujuan hidup. Dia mengambil tamsil dari kisah sepasang kekasih abadi, Laila-Majnun. Ketika Majnun sedang melakukan perjalanan untuk kekasihnya, Laila, sepanjang dia benar-benar sadar dia mendorong untanya ke arah itu. Tetapi ketika sesaat dia begitu khusyuk mengingat Laila dan melupakan untanya, unta itu menelusuri jalan kembali ke desa di mana anak unta itu disimpan. Menyadari keadaan ini, Majnun mendapati  bahwa dia telah mundur ke belakang dua hari perjalanan. Akhirnya dia melompat dari untanya dan berkata, ''Unta ini adalah kehancuranku!'' dan kemudian berjalan kaki sambil bernyanyi:
Hasrat untaku sekarang telah kutinggalkan di belakang
Hasratku sendiri ada di depan
Tujuan kita sudah berbeda
Kita tidak lagi sepakat.
Siapa pun yang beruntung pernah membaca Matsnawi, atau bagian-bagian dari buku kumpulan puisi mistis terindah dan abadi itu perlu membaca Fihi Ma Fihi.  
Sumber : Pusat Data Republika
Gambar Kelahiran Tertua di Dunia Ada di Mesir
Gambar Kelahiran Tertua di Dunia Ada di Mesir
Tim peneliti dari Italia menemukan apa yang mereka yakini sebagai gambar perisitiwa melahirkan tertua yang pernah ada. Temuan di atas batu berusia 5.000 tahun itu menggambarkan bintang di timur, bayi di antara kedua orang tua serta dua hewan.

Gambar berwarna coklat kemerahan tersebut ditemukan di dinding gua kecil di Gurun Sahara, Mesir, saat ekspedisi melintasi lembah Nil dan dataran tinggi Gilf Kebir, dikutip dari laman Live Science. “Ini gambar yang menggugah, mirip peristiwa Natal. Tapi, lebih tua sekitar 3.000 tahun,” kata ahli geologi Marco Morelli, yang juga direktur Museum of Planetary Science di Prato, Italia.

Morelli menemukan, gambar tersebut pada 2005 namun baru merasa sekarang adalah saat yang tepat untuk mengungkapnya. Gambar tersebut menimbulkan pertanyaan terkait ikonografi mengenai salah satu peristiwa penting bagi penganut Nasrani.

Gambar tersebut berisi seorang lelaki, perempuan yang hilang di bagian kepala karena rusak dan bayi. Sekilas gambar tersebut merupakan peristiwa biasa, yang membuatnya menarik adalah posisi bayi yang berada sedikit di atas, seperti hendak naik ke langit.

“Kematian dikaitkan dengan bumi dalam seni kontemporer si area yang sama, mungkin, kelahiran dihubungkan dengan angkasa,” kata Morelli.

Makna gambar menjadi semakin rumit bila figur lainnya, hewan dan benda kecil berbentuk bundar disertakan. Di bagian atas gambar, terdapat singa tanpa kepala, hewan mitos yang muncul di beberapa lukisan batu dari daerah yang sama. Sementara itu, di bawah terdapat gambar babon.

Di bagian timur, pelukis neolitikum itu membuat sesuatu yang terlihat seperti bintang. Situs tersebut sekarang diberi nama “Cave of teh Parents”, Gua Orang Tua. “Ini gambar yang menarik. Kami belum menemukan yang seperti ini sampai era Kristen awal,” kata Morelli.http://khazanah.republika.co.id
Asal Usul " Nusakambang 1
Asal Usul " Nusakambang 1
Pulau Nusakambangan semakin terkenal setelah dijadikan penjara bagi terdakwa dengan hukuman berat. Namun, siapa yang menyangka ternyata ada cerita menarik di balik keberadaan dan penamaan pulau tersebut.  

Pulau ini masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) dan tercatat dalam daftar pulau terluar Indonesia. Untuk mencapai pulau tersebut, harus menyeberang dengan kapal feri dari Pelabuhan Sodong, yaitu pelabuhan khusus yang dikelola oleh Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM).

Mengapa dinamakan Nusakambangan? Cerita Pagi akan mengupas asal usul pulau ini. Dikisahkan, pada zaman dahulu kala hiduplah seorang raja yang sombong dan angkuh bernama Prabu Aji Pramosa.

Dia seorang raja yang sangat berkuasa karena kesaktian yang luar biasa dimilikinya. Dia mencari dan terus menambah kesaktiannya di berbagai pelosok daerah di Nusantara.

Sampai-sampai, sang Prabu sengaja mencari orang-orang sakti untuk dikalahkannya. Dia tidak ingin seorang pun yang bisa menandingi kesaktiannya. Para prajuritnya pun diutus untuk mencari orang-orang sakti ke seluruh pelosok negeri.

Prajurit-prajuritnya pun akhirnya menemukan seorang Resi yang konon memiliki kesaktian yang luar biasa. Resi tersebut bernama Resi Karno atau Kiai Jamur.

Sang Prabu pun mendatangi kediaman Kiai Jamur. Sebelum tiba, Kiai Jamur telah diberi kabar oleh abdinya bahwa Prabu Aji Pramosa akan mendatanginya dan mengajaknya bertanding. Namun, Kiai Jamur lebih memilih untuk menghindari kedatangan sang Prabu dengan melakukan perjalanannya ke arah barat.

Prabu Aji Pramosa pun sangat murka. Dia dan prajuritnya memutuskan untuk mengejar Kiai Jamur sampai ketemu dan berniat akan membunuhnya sebagai balasan karena Kiai Jamur dianggap telah menentang titah paduka.

Kiai Jamur melakukan perjalanan ke arah barat, menelusuri hutan-hutan dan sungai-sungai hingga ke daerah pesisir selatan, Pulau Jawa.

Singgahlah Kiai Jamur di suatu daerah yang kini bernama Cilacap. Kiai Jamur menemukan sebuah gua di tepi laut. Di gua itu sang Resi pun bertapa. Rombongan sang Prabu pun telah sampai di daerah itu.

Rombongan pun menemukan sebuah gua dan mereka memutuskan untuk bertapa. Di dalam gua itu mereka menemukan sang Resi sedang bertapa. Tanpa pikir panjang rombongan sang Prabu menghampiri sang Resi dan langsung membunuhnya. Sang Prabu dikejutkan karena jasad sang resi yang menghilang tanpa bekas.

Tiba-tiba, Prabu Aji Pramosa dan rombongan dikejutkan oleh suara gemuruh ombak dan badai pasir disertai angin yang dahsyat. Gemuruh ombak dan angin itu disertai dengan munculnya seekor naga yang sangat besar. Naga itu hendak memakan rombongan sang Prabu.

Kian lama ombak itu kian membesar dan banyak penyu-penyu menepi ke teluk. Hingga akhirnya teluk itu diberi nama Teluk Penyu, yang menjadi obyek wisata utama Kota Cilacap. Next >>>
Asal Usul " Nusakambangan " 2
no image available
Tidak hanya sampai disitu, naga itu kian mendekat ke arah sang Prabu. Dengan tergesa- gesa sang Prabu melepaskan anak panahnya ke arah naga. Anak panah melesat tepat di ulu hati naga. Naga itu pun menghilang dan ombak serta gemuruh angin berhenti seketika.

Tak lama kemudian muncullah seorang wanita yang sangat elok rupawan. Wanita bernama Dewi Wasowati.
Wanita itu mendekati sang Prabu untuk mengucapkan terima kasih kepadanya karena telah memanahnya.

Artinya sang Prabu telah membantunya untuk bisa kembali ke wujud aslinya yaitu dari seekor naga yang menakutkan menjadi manusia seutuhnya. Sebagai ucapan terima kasih, wanita itu memberikan setangkai kembang Wijaya Kusuma.

Konon, siapa saja yang dapat memiliki bunga gaib ini, maka dia akan menurunkan raja-raja besar di Tanah Jawa. Maka, daerah itu dinamakan Nusakembangan atau biasa disebut Nusakambangan yang artinya pulau yang banyak ditumbuhi bunga.

Setelah menerima bunga itu, sang Prabu pulang dengan menaiki perahu. Namun sang Prabu merasa sangat kecewa karena bunga itu jatuh di laut.

Setelah sampai di kerajaan, sang Prabu mendapat berita bahwa di pulau karang dekat Nusakambangan tumbuh bunga yang aneh dan ajaib. Ternyata bunga Wijaya Kusuma terjatuh terdampar dan tumbuh di atas pulau karang itu.

Sampai saat ini keberadaan bunga Wijaya Kusuma masih dilestarikan di Pulau Nusakambangan. Di pulau Nusakambangan juga ditumbuhi banyak bunga-bunga liar yang tidak kalah indah dengan bunga Wijaya Kusuma.sindonews.com
Berantas Hoax untuk Berita Indonesia, Asosiasi Media Cyber Indonesia Didirikan
Berantas Hoax untuk Berita Indonesia, Asosiasi Media Cyber Indonesia Didirikan
 Untuk berita Indonesia sekarang ini dengan era serba internet, berita hoax seakan menjadi virus yang sulit sekali diberantas.
Berantas Hoax untuk Berita Indonesia, Asosiasi Media Cyber Indonesia Didirikan
Banyaknya media-media baru dan juga orang-orang dengan kepentingan tertentu dengan apik mengolah kata dan mengunggahnya di media sosial, website atau blog. Lebih lagi, banyak pula berita di Indonesia yang beredar para pembaca terkadang tidak dapat membedakan mana berita yang asli dan mana berita yang palsu dan diragukan kebenarannya atau hoax. Ketidaktahuan masyarakat akan benar tidaknya berita ternyata berpotensi menimbulkan miskonsepsi ketika ada suatu kejadian.
Miskonsepsi ini pun juga dikhawatirkan dapat menggeser fakta sejarah. Berkembangnya teknologi seperti internet ini banyak yang tidak diimbangi dengan kedewasaan dan pengetahuan yang cukup sehingga untuk pembuat berita palsu, yang penting adalah banyak yang baca dan mengunjungi laman yang ia miliki.
Demi mengatasi maraknya berita hoax, maka didirikanlah Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI). AMSI telah melakukan deklarasi pada hari Selasa tanggal 18 April 2017 . Asosiasi ini tergabung dari 26 media siber di Indonesia termasuk didalamnya adalah media-media Indonesia yang siap memerangi berita Indonesia yang tidak nyata atau hoax. Walau baru saja mendeklarasikan asosiasi ini, ternyata animo perang terhadap berita hoax sangat baik, terdapat 174 media siber dari seluruh Indonesia yang menginginkan berita otentik dan bukan hoax masih sangat banyak. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
Ismoko Widjaya merupakan Ketua Deklarasi AMSI mengatakan bahwa AMSI ini diharapkan dapat meminimalisir informasi-informasi yang tidak benar, terkait kebebasan informasi di era internet saat ini dimana banyak konten yang tidak bertanggung jawab. Sambutan positif juga diutarakan oleh Dewan Pers yang hadir dalam acara deklarasi selasa lalu. Yosep Adi Prasetyo selaku Dewan Pers juga mengatakan bahwa Dewan Pers sambut baik hal ini, dan berharap AMSI dapat berkontribusi untuk negara Indonesia.
Saat ini kepengurusan AMSI yang diketuai Wenseslaus Manggut memiliki 24 anggota yang terdiri dari pemimpin redaksi maupun wakil yang ditunjuk oleh media online di Indonesia AMSI akan menggelar Musyawarah Nasional untuk pembentukan pengurus, AD/ART dan program kerja dalam rentan 3 bulan setelah deklarasi Selasa lalu.
Dengan terbentuknya asosiasi ini diharapkan informasi-informasi yang tidak benar khususnya untuk berita Indonesia yang dapat merugikan masyarakat, mampu diminimalisasi sehingga masyarakat dapat lebih maju dan tidak termakan dengan berita palsu yang merugikan.http://www.wanita.me
Dahulu Kota'' Kudus Bernama Loram
Dahulu Kota'' Kudus Bernama Loram
 Di P Jawa hanya ada satu daerah yang namanya berasal dari bahasa Arab. Daerah yang dimaksud, yakni Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Ini tak mengherankan lantaran kelahiran Kudus sangat berkaitan dengan awal mula masuknya Islam di Indonesia.
"Menurut De Graaf, Th Pigeaud, dan Poerbatjaraka di seluruh Pulau Jawa hanya ada satu tempat yang namanya berasal dari bahasa Arab, yakni Kudus," seperti dikutip dari buku Kudus dan Islam: Nilai-Nilai Budaya Lokal dan Industri Wisata Ziarah karya Sri Indrahti yang didapat dari laman Undip.ac.id, Kamis (21/7/2016).
Sri bercerita, dahulu Kudus bernama Loram. Oleh Sunan Kudus atau Ja’far Shodiq, kota yang terletak di bagian utara Jateng ini diganti dengan nama Kudus.
"Kudus berasal dari kata Al-Quds yang berarti kesucian," tulis Sri dalam bukunya.
Dia mengatakan kata Quds memiliki arti suci itu dalam ejaan lidah Jawa berubah menjadi Kudus. Sesuai dengan yang tertera dalam prasasti bahasa Arab di atas mihrab Masjid Kudus.
"Pembangunan sebuah masjid ini mendasarkan pada tradisi dalam sejarah Islam bahwa dalam membangun sebuah kota, daerah atau wilayah selalu diawali dengan membangun sebuah masjid, seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad," kata Sri.
Sebelum kedatangan Islam, Kudus merupakan pusat agama Hindu dan Budha. Untuk menghormati pemeluk agama Hindu, Sunan Kudus mengumumkan kepada seluruh warganya untuk tidak menyembelih dan memakan daging sapi.
Suatu hari, pria bernama lengkap Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan itu mengikat sapi di halaman Masjid Menara. Hal itu pun memancing perhatian umat Hindu di Kudus.
"Pelarangan ini adalah simbol penghormatan bagi pemeluk agama Hindu yang pada saat itu masih mayoritas. Padahal sapi tidak diharamkan bagi pemeluk agama Islam. Sampai sekarang, masyarakat Kudus masih memegang teguh tradisi tidak menyembelih sapi, termasuk pada hari raya kurban. Sebagai gantinya, masyarakat Kudus lebih memilih untuk menyembelih kerbau atau kambing," kata Sri.
Karena itulah kebanyakan kuliner di Kudus terbuat dari daging kerbau atau kambing.liputan6.com

Cari Blog Ini